Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Sepi, Sunyi, Tidak Sendiri

"Enggak capek ngoceh terus? Kayaknya hidup kamu seneng terus, ya." "Apa aja yang keluar dari mulutmu selalu lucu, kenapa enggak jadi komedian aja?" Begitu, kata mereka. Mereka mana tahu kalau saat malam habis, air matanya pun habis. Mereka tidak perlu tahu bagaimana tersiksanya anak itu setiap malam tiba. Baginya, malam bisa jadi kejam. Anak itu tidak pernah menolak mendengarkan permasalahan orang lain. Lupa kalau dirinya sendiri pun sudah cukup bermasalah. Padahal, dalam hatinya pun, ia ingin bercerita sampai berderai air mata. Tapi tidak bisa, tidak ada lagi yang peduli dengan dunianya. Sebenarnya, dia juga tidak peduli dengan kehidupannya sendiri. Sudah sejak lama, kehidupannya berubah sepi. Dia sudah terbiasa dengan yang namanya sunyi. Sepi dan sunyi. Dua hal itu sudah akrab menggerogoti dirinya. Perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit. Sampai tidak ada lagi yang dapat digerogoti karena dia sudah mati.