Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Radang Akhir Liburan

Bukan cuma Dilan yang bisa rindu. Radang tenggorokan juga. Hampir dua minggu setelah gue dengan bangganya bilang enggak pernah radang lagi, gue radang. Kejadiannya setelah gue makan sebungkus ciki sama cokelat bola-bola yang isinya malt sama honey comb. Padahal, habis makan itu gue langsung minum air putih sebanyak-banyaknya, tapi kali ini enggak berhasil, gue tetep radang. Setelah lama enggak ketemu, radang enggak pernah berubah. Masih tetep nyiksa rasanya. Kayak seharian dicekek, pusing, dan meler tanpa henti jadi satu. Udah gitu, yang bikin bete pas radang ya, jalan aja sesek napas rasanya. Gue enggak tahu sih itu gue doang apa emang kalo radang semua orang sesek napas. Di radang kali ini, gue rasanya sebel sama diri sendiri. Gue sebel kenapa gue harus sok makan ciki sama cokelat di satu hari yang sama cuma karena nafsu?! Tapi, yaudahlah. Udah lewat juga. Gue enggak bilang umi kalo gue radang, karena pas gue makan ciki dan cokelat, umi enggak ada di rumah, jadi umi engg

Hubunganku dengan Air Putih

Air putih. Barusan gue minum air putih, terus tiba-tiba aja kepikiran kalo selama ini, selama 20 tahun gue hidup di dunia ini, air putih is my saviour atau bahasa Indonesia-nya mah penyelamat gitu. Sebenernya, dulu gue enggak begitu suka minum air putih. Bukan enggak suka rasanya, cuma suka kelupaan aja kalo haus seringnya minum yang berasa-rasa gitu, es teh manis, es kopi sasetan, gitu-gitu. Sampai akhirnya gue pernah sakit gara-gara kurang minum air putih. Sejenis infeksi saluran pencernaan gitu deh. Untungnya, enggak terlalu parah. Sejak itu, gue jadi berusaha minum lebih banyak air putih dan merasakan manfaatnya, beneran ini, asli. Gue kan enggak bisa makan kebanyakan mecin ya. Padahal suka banget. Jadi, dulu tuh setiap habis makan jajanan yang bermecin banyak, biasanya gue selalu langsung radang tenggorokan. Sekarang, tiap habis makan mecin, gue minum air putih sebanyak yang gue bisa, dengan harapan air putihnya bisa ngebilas mecin-mecin yang nyangkut di tenggorokan gue. Ca

Aline

"Tidak berniat mencari pacar?" "Tidak." "Mengapa tidak?" "Karena namaku Aline." "Lalu?" "Yang berarti seorang diri." Terkadang, ia tidak mengerti jalan pikiran orang di hadapannya ini. Aline, yang karena arti namanya, tidak ingin memiliki kekasih hati. Saat ia sudah berganti-ganti pasangan beberapa kali. Bahkan menembak dan memutuskan beberapa orang dalam satu bulan, gadis di hadapannya masih betah menjalani kehidupannya sendiri, tanpa pernah mendekati dan didekati laki-laki. "Kamu suka laki-laki?" Aline mengerutkan dahi, kemudian tertawa. "Mungkin. Ya, tidak tahu." "Mau kukenalkan dengan seseorang?" Aline tertawa terbahak-bahak, kemudian menjawab. "Minimal, dia harus setampan Zayn Malik, atau Harry Styles, dan mungkin, secantik Isyana Sarasvati. Jika tidak, maka aku tidak mau." "Kau benar-benar membuatku ngeri sekarang." Aline hanya