Langsung ke konten utama

Postingan

Penulis yang Tidak Menulis

Disebut apa penulis yang tidak menulis? Pengangguran. Seenggaknya menurut gue. I was a writer. Dulu, waktu SD dan SMP, gue semangat banget nulis. Harus nulis. Harus kirim ke penerbit. Harus terbit. Awalnya, gue suka baca KKPK dan, namanya anak kecil, pengen ikutan jadi penulis. Nulislah gue di buku tulis, terus gue tik dan gue kirim ke penerbit. Waktu itu, kayaknya gue kelas 6 SD. Diterima enggak naskahnya? Ditolak. Tentu saja. Tulisan ngaco kok wkwk. Terus gue sempet enggak nulis waktu sekolah di pesantren. Pas keluar dari pesantren, gue nulis lagi. Selesai, kirim. Ternyata diterima. Terbit. Bangganya gue waktu itu luar biasa. Gue masih inget banget rasanya nerima paket buku gue, ngeliat ada buku dengan nama gue di rak Gramedia. Gue masih inget senengnya dapet laporan royalti tiap tiga bulan. Wkwk. Selang berapa lama, buku gue yang lain terbit. I've published 2 novels. I was so happy and proud. Back then, i think i can keep writing and be a writer until now. Ter...

How it Feels to be The Youngest

Being the youngest child in the family is not always easy. My life was not easier at all just because i am the youngest. Maybe, if you aren't the youngest child, you'll say something like this. "You live the easiest life." "Our parents give you everything, right?" "Your problem is not as big as mine." "You're dating? Stop it, little kid." and the most annoying statement like this. "You're still a little kid." "Anak kecil." They don't care if you're 20, 30, or even 40 years old. For them, you are always a little kid. And little did they know, it's the worst thing ever. But sometimes, they treat you like you're a fully grown up adult. They told you their problems that you don't even understand. No, i'm not saying that is a bad thing. It's a good thing because you can choose your life wisely based on their experience ha. Being the youngest child means you...

Welcoming 2020!

Halo halo halo! Akhirnya, tahun yang dulu kayaknya masih jauh banget, tiba juga. 2020. Selamat datang dan mari berteman. 2019 was a great friend. Dia banyak banget ngasih pembelajaran dan penghargaan. Gimana jadi lebih dewasa dan menikmati setiap cobaan hidup dengan sedikit mengeluh. Gimana caranya mencintai diri sendiri. Gimana caranya lebih menghargai pilihan orang lain. 2020 will be amazing, if i make it amazing. Ayo belajar lebih banyak. Ayo berusaha lebih keras. Ayo ketawa lebih sering. Enggak apa-apa nangis. Enggak apa-apa sedih. Namanya juga manusia. Tapi, semoga lebih banyak bahagianya. To the more lessons ahead, i'm ready.

Untuk Teman dan Kenalan

Proses pembelajaran seumur hidup: berteman. Dua puluh satu tahun hidup di dunia. TK, SD, SMP, SMA, kuliah. Belum termasuk segala jenis les yang pernah diikuti. Lima fase kehidupan pertemanan udah dilewatin, tapi tetep aja masih harus belajar. Belajar memahami orang-orang dengan sifat baru. Belajar menjadi teman yang baik. Belajar menjalin hubungan yang baik dengan semua orang—walaupun nyaris enggak mungkin. Didukung dengan muka yang kalo diem aja dibilang jutek, memulai pertemanan selalu cukup sulit. Didukung omongan yang suka asal nyeplos kalo enggak suka sesuatu, mempertahankan pertemanan juga susah. Dengan segala sifat-sifat nyebelin yang ada di dalam diri gue, disukai semua orang ya enggak mungkin. Maaf, teman-teman. Dari lima fase pertemanan itu, pasti gue banyak nyakitin hati orang. Pasti. Sengaja atau enggak sengaja. Enggak peduli itu dilakuin untuk tujuan baik atau emang hobi nyari ribut dan musuh. Entah itu karena berantem, atau kesalahpahaman. Makanya, berteman i...

Bersahabat Denganmu, Aku Menyesal

Memutuskan bersahabat denganmu adalah salah satu penyesalan dalam hidupku. Ikut bahagia saat kamu bahagia, sudah pasti kewajiban seorang sahabat. Sayangnya, beberapa tahun terakhir ini, bahagiamu malah menggoreskan luka untukku. Aku menyesal. Aku menyesal bersahabat denganmu. Aku menyesal bertahan dalam setiap sesak dan konsekuensi yang harus kudapatkan. Berpura-pura tersenyum mendengar semua ceritamu. Berpura-pura sedih di tengah pertengkaranmu dengannya. Aku lelah. Akhirnya, di sinilah aku sekarang. Di batas yang kuharap akhir. Di batas aku tidak lagi peduli padamu. Pada hubunganmu, kehidupanmu, bahkan masalahmu. Di batas yang aku yakin, jika aku berhasil melewatinya, aku akan terlepas dari jeratan ini. Di batas yang kuanggap garis finish dari semua perasaan dan segala yang telah terjadi. Maaf. Aku mengabaikanmu beberapa waktu lalu. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya sedang lelah... lelah menyimpan sendiri segala masalah dan resah. Lelah. Menahan dan menyimpan segala...

Orang Baik di Kereta

Makin hari, rasanya makin banyak aja tulisan-tulisan di sosial media tentang kejahatan atau hal-hal buruk di transportasi umum. Salah satu transportasi umum yang sering dibicarakan itu ya... kereta. Ada hipnotis, pencurian, sampe pelecehan. Emang bener, apapun bisa terjadi di transportasi umum, apalagi kereta yang kalo desek-desekan bener-bener padet. Kita emang harus waspada, tapi enggak boleh selalu curiga sama semua orang yang ada di transportasi umum--dalam tulisan ini ya kereta--karena masih ada orang baik, kok. Oh iya, tulisan ini ditulis di kereta, di perjalanan ke Depok. Pagi ini, saya berdiri dikelilingi tiga orang bapak. Mereka bener-bener ngelilingin saya, sibuk ngobrol aja bertiga, saya enggak diajak ngobrol. Tampilan bapak-bapak ini lumayan serem, mereka pake jaket item, sepatu pantofel, dan mukanya cukup buat saya mikir, 'pindah enggak ya?' Tapi, emang kita enggak boleh berpikiran buruk. Jadi, akhirnya saya mutusin buat tetep berdiri di situ, sambil main ...

Asian Games 2018 Selesai.

Asian Games 2018 selesai. Tandanya, berita-berita lain akan balik lagi. Berita-berita politik akan kembali merajai panggung berita Indonesia. Berarti, intensitas gue nonton tv juga bakal berkurang, karena gue enggak terlalu suka, atau bahkan enggak suka, nonton berita politik. Tentang apapun itu, kubu mana pun yang dibela, gue enggak suka nontonnya. Walaupun banyak masyarakat Indonesia yang udah 'melek' politik, tetep enggak bisa dipungkiri ada juga yang sebenernya melek politik, tapi memilih untuk enggak berfokus di hal itu. Ada juga yang memilih buat sebisa mungkin menghindari topik itu, dan itu gue. Katanya, mahasiswa itu agent of change , enggak boleh apatis sama hal-hal begituan. Harus jadi penggerak demi negara yang lebih baik. Enggak boleh pasif, dan seterusnya dan seterusnya. Padahal, faktanya, enggak semua mahasiswa itu 'aktivis'. Pemberitaan yang ada di Indonesia akhir-akhir ini, jujur aja gue udah enggak kuat liatnya. Terus, Asian Games datang. M...