Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Poem

Kubam adap Kubamep

aku ini perempuan ingin lelaki yang rupawan lelaki tampan lelaki mapan lebih baik lagi kalau bisa baca quran itu yang aku inginkan nyatanya hati tidak selalu sopan ia tidak selalu jatuh pada seseorang yang kita inginkan dan kali ini, hatiku jauh melewati batas kesopanan aku mabuk pada pemabuk aku menolak namun malah menambah gejolak lalu, kuputuskan untuk pura-pura dungu pura-pura tidak tahu pura-pura tidak mengerti apa yang terjadi di hatiku lebih baik begitu, kan? biarkan lalu mungkin seiring waktu berjalan aku dapat melepaskan melepaskan, namun enggan melupakan 27/10/17

Gadis itu Bukannya Tidak Tahu

Dicari saat jenuh itu biasa, kan? Dihubungi saat bosan juga biasa, kan? Jika tidak mau, diamkan saja. Jika tidak suka, abaikan saja. Tapi gadis itu tidak melakukannya. Ia menanggapinya. Walau ia tahu bagaimana ujungnya. Walau ia tahu bagaimana perihnya. Walau ia sadar, bagaimana telah koyak... hatinya. 16/10/17

Siapa yang Lebih Tega?

Jika Ia mau Ia bisa saja mengujimu lebih dari itu Tapi Ia tidak begitu Ia tahu batasan dirimu Ia tahu kamu masih mampu Jika Ia tega Ia bisa saja membuatmu sengsara Jika Ia tega Ia bisa saja membuatmu lebih menderita Bicara soal tega Mungkin kita yang lebih tega Menunggu ditegur untuk kembali berdoa Menunggu diuji untuk kembali berjumpa Padahal, kita ini siapa? Hanya hamba-Nya yang berdosa Iya kan? 5/10/2017

Sajak untuk Sahabat

Rindu Pada senja kala itu Rindu Pada senyummu saat itu Entah mengapa Senja hari itu lebih indah dari biasanya Langitnya lebih indah dipandang mata Anginnya lebih hangat terasa Mungkin bukan karena senjanya Tapi karena dengan siapa aku berjumpa Mungkin bukan karena senjanya Tapi karena oleh siapa aku disapa Senja kala itu selalu di sana Menuntut agar tidak terlupa Memaksa agar terpatri di kepala Bersama sosok yang selalu ada Senja itu selalu di sana 30/09/2017

Begitu karena Rindu

Lama tak bersua Lama tak menyapa Lama tak berbicara Ada yang rindu, rupanya Ya, Dia merindukan hamba-Nya Yang mulai meninggalkannya Yang mulai sibuk dengan apa yang disebut dunia Ya, Dia merindukan hamba-Nya Yang jarang bercerita Dan menumpahkan air mata Ya, Masalah seakan tak ada ujungnya Bahkan tumpukan tugas terasa seperti neraka 24 jam tak pernah cukup rasanya Mungkin Ia berharap Dengan begitu, hamba-Nya kembali menghadap Kembali bercerita dan memanjatkan harap Kembali bersujud dan menumpahkan ratap Sehingga hamba-Nya takkan menjadi sarap 18/09/2017 3 Minggu Perkuliahan. Setumpuk beban. Sejuta angan. Merindukan kebebasan. Dan kewarasan.

Maaf.

Jika saja ia sanggup mengucap beribu maaf, Ia akan mengucapkannya. Maaf, Karena telah membakar kerja kerasmu, katanya. Maaf, Karena telah memotong kalimatmu, ucapnya. Maaf. Sayangnya, kata itu baru terucap Saat semuanya seakan tak layak Bahkan untuk sebuah kata maaf Maaf. To You. 6/8/17

Sendiri untuk Mengerti

Dalam sendiri Gadis itu baru mengerti Mengapa hidup perlu direnungi Mengapa diri perlu dibenahi Saat sendiri Gadis itu mengetahui Bahwa hidup yang ia jalani Harus lebih dari ini Waktu sendiri Gadis itu memahami Yang ia inginkan dalam hidup ini Haruslah menjadi pilihannya sendiri Sweet Escape, 4 Agustus 2017

Ronda Malam

Malam ini Lagi-lagi gadis itu berteman sepi Memandang langit malam lagi Tanpa bintang kali ini Malam ini Lagi-lagi gadis itu tak mengerti Apa yang dirasa oleh hati Sejak tempo hari Malam ini ia enggan menutup mata Saat ditanya mengapa Tak bisa tidur jawabnya Gadis itu malah terjaga Meronda seperti biasa Memastikan semuanya baik-baik saja 23/04/2017 22:39

[ . . . ]

Gadis itu menatap langit malam Hiburan kala mata enggan terpejam Teman saat keluh tak tersampaikan Sahabat saat jerit tak didengarkan Gadis itu tak memalingkan mata Dari langit malam yang selalu di sana Dari teman yang selalu mendengarkan cerita Saat manusia menutup telinga 19/04/2017

Tuan Putri dan Mimpi

Hujan telah berhenti Hapus air matamu tuan putri Banyak mimpi yang menanti Tegapkan badanmu dan tersenyumlah pada mentari Badai telah berlalu Angkat wajahmu bayanganku Gantungkan lagi mimpimu Karena badai telah berlalu Langit menampakan pelangi Melangkahlah maju tuan putri Jangan biarkan ada yang menghalangi Walaupun seorang pangeran mencintai Di atas tanah basah, 15/12/15 21:27 *** Ok. Absurd. I’ll post something better next time. xoxo. 

Tentang Senja

Tentang senja Aku jatuh cinta pada senja Pada matahari yang membiaskan cahayanya Pada langit sore yang memainkan warnanya Terkadang ia kuning Kemudian berubah menjadi pink Atau bahkan ungu Tapi, kesukaanku tetap pada satu warna, oranye Aku jatuh cinta pada senja Saat ia mencampur semua warna indahnya di langit Dan menjadikannya kanvas atas warnanya yang indah Menjadikannya pameran warna di atas pandanganku Aku jatuh cinta pada senja Juga pada secangkir coklat panas yang mengepul Dan sebuah buku tebal berisi kisah manis Ah, juga sebuah notes dan haiku Aku jatuh cinta pada senja Aku jatuh cinta pada caraku menikmatinya Aku jatuh cinta pada senja  Bahkan pada pandangan yang pertama Di bawah senja oranye,  5/1/2014 16:40

Jogja dan Kita

Hujan, Perpisahan, Kenangan Sepuluh malam Hujan turun bersama kegalauan Menciptakan semburat kesedihan  Kesedihan yang sebenarnya mendalam Bus itu terus melaju Membelah kota Jogja bersama putaran rodanya Sementara itu, sejuta hal berkecamuk di pikiranku Tentang air mata, tentang canda dan tentang tawa bersama mereka Langit malam itu sepi Tak ada satu bintang pun yang menampakan dirinya Mungkin tertutup mendungnya langit Entahlah, aku hanya berharap hari esok akan cerah Mentari seakan menari Menyambut pagi dan indahnya hari itu Hal itu semakin dekat Membuat setiap kata yang terucap semakin tercekat Deburan ombak parangtritis Seakan membawa semua kesedihan itu larut bersamanya Terseret bersama ombak Dan hilang di tengah laut Alun-alun, Embun, Melamun Embun malam Mungkin sisa hujan malam itu Membuat beberapa genangan di titik tertentu Basah dan dingin Becak lampu dan kenangan Sate ayam dan angkringan Pulang dan delman ...