Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerbung

Past About Us : It Is the Ending

Aku menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, teringat alasanku pindah ke Jakarta, teringat Nada dan teringat pada Rendy. Rendy, dia termasuk ke dalam alasanku pindah ke kota metropolitan ini. Dia memintaku untuk menjaga teman masa kecilnya yang sering ia bicarakan denganku tanpa memberitahu siapa namanya, dia memintaku untuk menjaga cinta pertamanya dan sampai sekarang pun, aku belum menemukan siapa orang itu. “Ndra, jagain dia ya.” ucapnya waktu itu. “Lagian lo kenapa enggak ngasih namanya ke gue sih, Ren?!” dengusku. Lalu, pikiranku melayang pada Nada, pada gadis yang sibuk mengurusi penantiannya pada seseorang yang tak kunjung pulang, gadis yang terlihat kuat tapi sangat rapuh jika kau membicarakan hal-hal yang tergolong ‘anti’ pada dirinya, gadis yang berhasil didekatinya beberapa bulan terakhir dengan perantara hujan . “Susah punya temen kayak lo, Ren. Ngerepotin aja, lo ah!” sambungku sambil mengacak rambut. *** Beberapa hari ini, Nada berhasil membua...

Past About Us : How's Life, Nad?

Aku menutup buku latihan ujian nasional SMA dengan kantuk yang tak tertahankan, dengan mata yang tinggal 5 watt dan dengan otak yang penuh dengan soal-soal IPS. Ini sudah dua tahun sejak kamu pergi, Ren. Apa kamu terlalu betah di sana? Rendy itu gila. Dia selalu melakukan sesuatu yang sebenarnya di luar dugaanku. Aku menyimpulkan hal itu sejak aku mengetahui kalau Rendy sudah tidak lagi tercatat sebagai murid di sekolahku. Dia pindah sekolah dan  masih di Jerman. Apa dia mengabariku sejak masa satu tahunnya itu sudah terlewati? Sama sekali tidak. We’re just like stranger now. *** Aku mengangkat tangan dan membiarkan rintik hujan siang ini membasahi telapak tanganku. Sampai detik ini, hujan masih menjadi kesukaanku, tiap tetesnya memiliki arti tersendiri bagiku. “Kok belom pulang? Enggak bawa payung?” sahut seseorang. Aku menoleh dan menemukan Andra berdiri tepat di sebelah kiriku. “Bawa, tapi, kalo pun gue bawa payung, gue lebih milih pulang ujan-ujanan.” tanggap...

Past About Us

Apa kabar? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu masih sosok yang menyukai hujan? Apa kamu masih suka bertengger manis di depan meja belajar? Oh iya, tak lupa dengan laptop dan pemandangan rintik hujan serta segelas cokelat panas di sebelah kananmu serta harum petrichor ? Apa kamu masih suka menyambungkan kata-kata yang kuucapkan menjadi puisi? Apa kamu masih suka menceritakan semuanya di folder pribadimu di laptop? Long time no see , satu hal yang kutahu tentangmu hanyalah : kamu sudah remaja. Kamu mulai suka berceloteh galau di twitter atau membicarakan seorang laki-laki bersama teman-temanmu di twitter.  Oh, dan satu lagi, kamu semakin cantik saja. *** Rindu itu menyergapku. Membawaku membuka album-album lama kita. Hanya tawa kecil atau semburat senyum yang dihasilkan oleh bibirku. Karena album jaman sd. Aku masih tidak mengerti ide gilamu untuk ‘kabur’ begitu saja tanpa pamit padaku atau pada siapapun. Sejak kamu pergi, tidak ada lagi orang yang dengan senang hati membia...

Untitled (4/4 Ending)

Aku melirik jam tanganku, sudah satu setengah jam aku ada di rumah Allura tanpa pembicaraan. “Lur, gue pulang ya?” ucapku membuka pembicaraan. Allura menghapus sisa air matanya dan mengangguk kecil. “Iya Ver, makasih ya.” Aku mengangguk dan beranjak keluar dari rumah Allura. “Lo ati-ati di rumah sendirian.” Sahutku sambil memakai helm. “Sip. Ati-ati di jalan ya Ver!” Aku mengangguk dan menyalakan mesin motorku. Ketika aku berlalu dari rumah Allura, aku bisa melihat gadis itu melambaikan tangannya padaku. Terus kenapa deh? *** Minggu pagi yang indah. Matahari mulai terlihat di ufuk timur ketika aku tengah bersiap untuk latihan di lapangan basket sekolah. Ibu masih sibuk menyirami tanaman-tanamannya sedangkan ayah sibuk membaca koran dan menyeruput kopinya. “Very!” seru ibu. Aku mengangkat satu alisku. “Ada tamu nih!” sambungnya. Samar-samar, aku mendengar ibu berbicara dengan seseorang dan suara gerbang rumah dibuka. Aku berlari kecil keluar rumah. “Oh… A...