Segalanya akan tiba pada masa terobati. Pun rindu.
Kerinduan yang terasa, akan terobati, cepat atau lambat, sekarang atau nanti.
Kalau saja kemampuan menulisku masih seluwes dulu, aku akan menulis setumpuk surat untukmu, bukan lagi sepucuk seperti zaman dahulu. Kalau saja aku masih selihai dulu menyembunyikan makna dalam tulisanku, aku akan menulis berpuluh-puluh postingan di seluruh sosial media tentangmu. Toh kamu tidak akan tahu.
Namun, aku memilih menyimpan semua tulisan itu dalam catatan di telepon genggamku. Ya, di setiap telepon genggam yang kumiliki sejak mengenalmu. Aku menulis semua tentangmu di sana, semua hal. Tulisan itu kadang membuatku merasa lebih baik, kadang juga berlaku sebaliknya, membuatku merasa lebih buruk. Ada hasrat untuk menyebarkannya di sosial media, namun urung kulakukan karena takut apa yang kutulis di sana menjauhkanku dari orang-orang tertentu. Takut apa yang kutulis, merusak apa yang sudah terbentuk dengan baik.
Menjadi orang yang cenderung mencurahkan segalanya lewat tulisan itu tidak mudah. Akan selalu ada risiko dari setiap tulisan yang dibaca orang lain. Akan selalu ada kemungkinan terburuk dari setiap pandangan orang lain tentang tulisannya. Akan selalu ada kesalahpahaman yang muncul dari orang-orang yang 'merasa' ditulis olehnya.
Jadi, aku memutuskan untuk menyimpan tulisan-tulisan jujur tentangmu rapat-rapat. Agar tidak ada yang dapat melihat, termasuk kamu. Agar tidak ada yang dapat menilai, termasuk kamu. Namun, aku akan memberi sedikit bocoran kepada kalian yang membaca tulisan ini, kamu yang kusebut-sebut sejak tadi, adalah salah satu orang yang, jika boleh dikatakan, sangat berharga untukku. Dan hal itu baru terasa, saat orang itu tidak lagi selalu ada.
30/04/2018
Komentar
Posting Komentar