Langsung ke konten utama

Tiba-tiba Belanda

Kuliah.
Masa-masa ini kayaknya adalah masa di mana setiap mahasiswa berebut bikin pembuktian tentang proses yang mereka jalanin buat membentuk atau memperbaiki diri. Ya, setiap manusia pasti berproses. Berproses bisa dengan berbagai macam jalan, tempat, cara, dan setiap orang bebas memilih di mana mereka mau berproses dan berkembang. Mungkin ada orang yang milih ikut organisasi untuk melatih diri, ada juga yang lebih suka ikut di UKM yang bisa menambah atau meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang-bidang tertentu. Ada juga orang yang berproses di luar kampus, freelance atau kerja paruh waktu, misalnya. Mungkin ada orang yang keliatannya habis kuliah langsung pulang, atau habis kuliah cuma nongkrong sama temen-temen di kantin. Ya itu kan keliatannya, kita enggak bisa liat apa yang sebenernya mereka lakuin selain itu.

Gue, jujur aja, termasuk yang habis kuliah pengennya pulang aja. Kadang gue ke kantin dulu, tapi habis makan, ya pulang. Kalo ditanya kenapa enggak ikut organisasi-organisasi, Fi? BEM gitu? Gue juga enggak tau jawabannya. Mungkin, karena pas MAN udah ikut organisasi, gue jadi... apa ya, bosen? Karena ketidakminatan gue itu, makanya gue memutuskan untuk enggak ikut organisasi di kampus. And, surprisingly... i never regret my choice, at least until now.

Lama-lama gue bosen juga sama kegiatan gue, yang ini lagi, itu lagi, kuliah lagi, nugas lagi. Akhirnya gue memutuskan untuk mengubah satu hari dalam seminggu gue jadi lebih bermanfaat. Seenggaknya, ada yang gue lakuin selain kuliah aja gitu. Gue memutuskan untuk ngelakuin hal ini setelah gue sadar, nyari freelance atau kerja paruh waktu itu enggak terlalu gampang.

Terus, lo ngapain Fi?
Kursus bahasa Belanda. Iya, Belanda. Kenapa tiba-tiba Belanda? Enggak, enggak tiba-tiba kok. Gue udah lama banget pengen belajar bahasa Belanda, tapi baru bisa sekarang. Awalnya, gue pengen belajar bahasa Belanda tanpa tujuan, gue cuma mau sekadar bisa aja. Sekarang, gue belajar bahasa Belanda dengan tujuan. Biar bisa ditulis di CV. E... gadeng. Gue belajar bahasa Belanda karena bahasa itu penting buat komunikasi, siapa tau kan gue dikasih kesempatan buat nerusin studi di sana, gue jadi bisa ngomongnya. Sebenernya, berdasarkan yang gue baca, orang-orang di Belanda banyak yang bisa bahasa Inggris, tapi enggak semua. Makanya, gue tetep mikir perlu mempelajari bahasa Belanda sebelum ke sana. Yeu geer aja dulu, kali aja beneran dikasih kesempatan kan.

Kursus bahasa Belanda juga salah satu pilihan gue untuk berproses dalam hidup. Walaupun gue juga belom merasa menghabiskan waktu gue dengan sangat baik, seenggaknya gue mencoba hal yang baru, seenggaknya hari Sabtu gue enggak cuma diisi sama golar-goler di depan TV sambil nonton kartun atau acara musik pagi-pagi. Seenggaknya, karena ikut itu, gue bisa menambah kemampuan gue, dan gue merasa maju selangkah menuju impian gue, walaupun cuma dengan belajar bahasanya. Ya, kehidupan kan kadang bisa melucu, siapa tau kali ini saking lucunya gue bisa mendarat di Belanda, kan?

Sebenernya, masih ada hal-hal yang gue pengen coba untuk berposes. Hal-hal ini justru malah hal-hal yang dulunya gue enggak tertarik sama sekali. Akan tetapi, kalo ada suatu hal yang gue suka muncul di depan muka gue, dan gue bisa ambil kesempatan itu buat menambah makna di hidup gue, kenapa enggak? Kalo kata kutipan yang pernah gue baca ya, "pada akhirnya kamu akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kamu lakukan daripada hal-hal yang kamu lakukan."

Intinya, semua orang bebas memilih di mana dan bagaimana mereka mau membentuk diri. Tugas kita yang ada di sekitar mereka adalah mendukung dan mendoakan yang terbaik, atau yang paling sederhana adalah membiarkan mereka bersama pilihannya. Jangan pernah menghancurkan tekad dan keinginan seseorang, karena hal itu dapat dilakukan bahkan hanya dengan ucapan.


- 16 Februari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thoughts on Birthday

Birthday should be one of the special day in a year. Not because of the present you will get, but for me, it's because of the prayer. Birthday is beautiful because of the people who celebrate your birthday come with all those good wishes. Have a long life, be happy, have a joyful birthday. Simple words, but i love it the most. Some people also add on extra beautiful words. Thank you for being born. Thank you for holdin on til now. Or even thank you for being my friend. Thank you for spending your life with me. I can't hold back my tears when i read all those words in my birthday greeting chats or letters. I'm so thankful. Receiving presents and foods on my birthday is indeed make me happy. But, a simple "happy birthday" is really enough. I'm so thankful even with that simple phrase. Birthday is not about gettin all those presents. It's also not about partying all night long in a 5 star hotel. It's about sincere prayer your families, your friends, or ev...

Basically, We are Alone.

Yap. Basically, we are alone. Most of us were born alone. At least, i was born alone. That's why i often feel like i spent most of my time alone. It's some kind of healing for me. I don't hate people, but sometimes, interacting with others drained my energy more than doing my assignments did. I don't hate people, but still, please let me be in my little bubble, where i feel the most comfortable. Before this covid things, i already love to stay in my room, scrolling down the timeline, reading a lot of books, or laying on my bed. Sometimes, i love to go out and hang out with my friends and family. After this covid happens, it got worse. Interacting with other people really make me tired. I might be go out for a day, chitchat with my friend for a day, but after that, i would definitely stay in my little bubble for a month to recharge my energy. I hate it when someone force me to visit someone house or to interact with other people. If i don't want to, then whyyy?! And ...

Pesan dari Seorang Teman

"Kalo gabut mah chat gue aja, kali." "Gimana, gimana? Cerita dong!" " Are you ok ?" "Lo kangen gue, ya?" Ting! Tanda pesan masuk. Perempuan itu menatap layar telepon genggamnya, membaca pesan, dan meninggalkannya tak berbalas. "Ah, basa-basi lagi," gumamnya. Layar telepon genggamnya masih menyala, menampilkan pesan dengan satu kata, kangen.