My college life is not always easy. It's not always hard either. Waking up at 4 a.m. every weekdays is a struggle i have to accept, want it or nah. Stuck in a traffic jam every morning is something i have to do. Once again, want it or nah.
Jakarta Timur - Depok itu bukan jarak yang pendek. Walaupun rutinitas itu udah berjalan lebih dari satu tahun. Rasanya emang deket, tapi kalo diliat waktu tempuhnya, tentu enggak. Kenapa enggak? Ya iyalah, kelas jam 8 aja harus berangkat jam 6 kalo mau enggak deg-degan takut telat selama di perjalanan. Bawa motor ke Depok udah pernah dicoba, enak sih enggak macet, tapi ya gitu, bawaannya pengen pulang cepet mulu karena takut hujan di jalan.
Sejauh ini, rutinitas itu gue jalanin dengan senang hati. Walaupun kadang, kalo lagi banyak tugas dan baru sempet bikin H-1 suka kesel yang berujung pengen nangis karena enggak bisa mundurin jam berangkat sama sekali. Rutinitas itu membosankan, memang. Melelahkan, sangat. Tapi keputusan untuk kuliah di Depok itu keputusan gue, enggak ada yang nyuruh gue kuliah di Depok, yang kadang gue sesali waktu lagi capek di jalan.
But then i realized, what distance made me. What distance did to make me stronger than before. I know that i can ride my motorcycle from East Jakarta to Depok. I know that myself is stronger than i ever think, than i ever know.
This college life sucks sometimes, but i know, it made me who i am, now and later.
***
Pasti ada yang mikir gini:
"Ya elah gitu doang."
"Ya elah gue juga gitu."
"Ya elah gue malah lebih jauh."
"Ya kalo tau capek kenapa enggak ngekos?"
"Ya elah bukannya bersyukur."
Dan ya elah ya elah lainnya.
Tapi, menurut gue ngeluh itu manusiawi. Itu hal yang pasti dilakuin setiap orang, termasuk kalian-kalian yang mungkin berpikir "ya elah". Harus diingat, kita itu enggak tau alesan setiap orang ngelakuin hal-hal yang mereka lakuin dalam hidup. Kalo gue ngeluh, alesannya bukannya pengen berenti ngelakuin apa yang gue keluhin. Gue ngeluh ya karena pengen aja, yha gitu. Enggak deng, gue ngeluh karena enggak tau ya kalo ngeluh rasanya beban gue keluar bareng keluhan gue. Gitu. Jadi, ngeluh itu wajar, wahai warganet a.k.a. netijen.
Makanya, jangan suka sok tahu sama alasan-alasan orang lain melakukan sesuatu. I'm trying to do it too, tho. Karena enggak semua orang yang ngeluh itu karena lemah, enggak semua orang yang rutin olahraga itu cuma karena mau kurus. Gimana kalo tujuan utama mereka olahraga itu cuma pengen sehat? Cuma pengen waktu dalam hidupnya terbuang seenggaknya lebih berharga daripada enggak ngapa-ngapain? Gitu. Kurang-kurangin menilai tindakan orang lain tanpa tau tujuan mereka sebenernya itu apa, kay.
Ngeluh itu enggak apa-apa, asal jangan dibarengin sama nyerah. Itu yang enggak boleh.
Semoga selalu bahagia ya, kalian yang baca tulisan tidak berfaedah ini.
Komentar
Posting Komentar