Setelah dua kakak gue nikah awal tahun 2017, gue kebagian imbasnya setiap kali mengunggah foto pernikahan mereka. "Fiona kapan?" "Kapan nyusul, Fi?" "Wah, bentar lagi lo dong ya, Fi." You, people, have to stop this. Like seriously. Gue baru aja 19 tahun, dan menurut gue... hal itu enggak perlu ditanyakan. Gue sibuk nikmatin hidup. Gue masih menikmati hidup gue sebagai individu yang bebas, yang kerjaannya cuma kuliah sama seneng-seneng bareng temen-temen. Yang sibuknya cuma berusaha gimana ngewujudin impian-impian yang mungkin enggak bisa gue wujudin kalo gue enggak lagi 'sendiri'. Keliling dunia misalnya. Gue semau itu keliling dunia, walaupun enggak tau juga caranya gimana. I just... want it... so badly much.
Di postingan ini, gue mau bahas kehidupan setelah dua kakak gue nikah kemaren. Karena mau enggak mau, itu memengaruhi kehidupan gue... sekeluarga. Here it is.
Keluarga gue ada tujuh orang; abi, umi, abang, pok fira, pok fina, pok fia, gue. Karena tahun ini nikah dua, jadi keluarga gue jadi sembilan; abi, umi, abang, kak intan, pok fira, bang didin, pok fina, pok fia, gue. Iya, gue anak terakhir, jadi yang suka nanya gue kapan nyusul kakak gue, tolong diinget kalo gue anak terakhir, dan gue 19 tahun, i don't even feel ready for that kind of thing. Lanjut. Keluarga gue emang nambah jadi sembilan orang, tapi itu juga enggak berarti rumah makin rame, yang terjadi malah rumah makin sepi. Karena mereka berempat; abang, kak intan, pok fira, bang didin pergi ke rumahnya masing-masing. Sepi, tapi gue enggak merasa kehilangan sama sekali. Karena mereka emang enggak ilang.
Lebaran tahun ini juga lebaran pertama kita merayakannya bersembilan. Apa rasanya? So much happiness i can't count it with my twenty little fingers. Makin rame, makin meriah, makin nyenengin. Gue enggak merasa ada yang berubah sedikit pun selain makin bikin bahagia. Enggak ngerti juga kenapa, padahal waktu itu gue sempet sedih kakak gue pergi sekaligus dua, tapi ternyata kakak nikah itu enggak seburuk yang gue bayangin, malah sebaliknya.
Semenjak kakak gue jadi nambah dua orang, gue merasa makin banyak orang yang harus disayang dan menyayangi gue (mungkin). Walaupun gue enggak tau mereka sayang sama gue kayak sayang sama adek sendiri apa enggak, but i do love them like my real sister and brother. Setelah itu juga, gue makin merasa enggak butuh tambahan kasih sayang lagi, kayak cinta dari keluarga sama temen-temen aja udah cukup. Atau mungkin gue belom butuh saat ini. Jadi... untuk temen-temen yang setiap ketemu gue nanya kapan nyusul, tolong hentikan karena pertanyaan itu ganggu asli. Kalo kalian yang kebelet kawin muda, ya udah kalian aja gitu loh ._.
Kalo gue yang nikah, gue akan undang kalian wahai teman-temanku. Aku sedang sibuk mewujudkan mimpiku. Lulus kuliah dulu, S2 di Belanda dulu, kerja dulu, nyenengin orang tua dulu, nyenengin diri sendiri dulu.
Udah dulu ya, postingannya kepanjangan, jadi banyak lanturannya.
Intinya bukan mau bahas pertanyaan yang sering gue dapet sih wakakaka.
Gue cuma mau bilang, khususnya buat delapan manusia kesayangan yang selalu di sana saat yang lain enggak ada. Kalo aja waktu yang udah lewat bisa diminta lagi, aku mau ngabisin waktu itu semuanya bareng kalian. Karena kalian pantes dapet semua waktu senggang yang aku punya.
For me, and all those people who read this,
Make time for your family, always. Because we don't know what will happen next year, next month, next week, next day, next hour, or even next second. Our family worth our time more than anything in this whole world.
Sampaikan salam dari saya untuk keluarga kalian,
Semoga selalu bahagia!
Komentar
Posting Komentar