Untuk lelaki yang ditakdirkan menjadi milikku,
Selamat! Selamat karena kamu terjebak pada perempuan yang akan selalu menjadikan kamu inspirasi dari setiap bait-bait puisi yang lahir dari tangannya. Selamat karena beberapa sifatmu akan dijadikan sifat tokoh yang garis hidupnya akan ia tulis. Selamat karena segala hal yang meresahkan untuknya dapat kamu ketahui dengan mudah hanya karena membaca tulisannya.
Aku sangat senang menghabiskan waktu untuk menulis beberapa bait puisi, atau mengarang beberapa paragraf cerita, atau bahkan sekadar membaca beberapa novel. Aku terbiasa menghabiskan waktuku dengan hal-hal seperti itu, jauh sebelum aku bertemu dan mengenalmu, jadi aku mohon saat aku melakukan hal-hal itu, temani aku dalam diam, atau kamu bisa meninggalkan aku sendirian. Karena hal-hal itu yang dapat menenangkan aku atas segala masalah yang sedang terjadi.
Teruntuk laki-laki yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersamaku,
Tentu akan selalu ada waktu untuk kita. Tentu aku tidak akan membiarkanmu tak terurus karena sibuk dengan kegemaranku. Aku akan memastikan semuanya terurus dengan baik sebelum aku sibuk dengan bait-bait puisi dan paragraf-paragraf cerita. Kita juga akan berjalan-jalan setiap liburan, pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya, dan menemukan petualangan-petualangan baru yang akan membuat kita lebih mengenal satu sama lain. Meninggalkan pekerjaan dan kegemaran masing-masing untuk memupuk cinta agar tak habis dimakan masa.
Hingga tanpa terasa kita beranjak tua. Saat itu kita hanya akan menghabiskan waktu duduk di kursi goyang sambil meminum segelas coklat panas, aku akan membacakan beberapa dongeng untuk cucu-cucu kita kelak, sementara kamu akan sibuk menjadi penengah saat mereka bertengkar, berebut ingin duduk di pangkuan nenek dan kakek mereka.
Teruntuk laki-laki yang kelak menggantikan ayahku,
Aku akan menjadi versi terbaik dari diriku untukmu, tapi sebelum itu semua terjadi... mari kita kembali ke masa sekarang. Saat aku masih seorang mahasiswi tingkat pertama di sebuah universitas. Saat aku masih sibuk bermain bersama teman-teman sebaya dan memperbanyak relasi. Saat aku masih sibuk berbahagia dan berusaha meraih cita. Saat aku mungkin belum mengenalmu. Aku masih sibuk memperbaiki diri sendiri. Mungkin saat ini kamu juga melakukan hal yang sama. Kamu mungkin juga masih sibuk menyusun masa depanmu. Sampai bertemu, di persimpangan penuh rindu, kala hati tak lagi meragu.
23/06/2017
Komentar
Posting Komentar